ALFALAH MEDIA – Saat menjalankan ibadah puasa, niat memegang peranan penting sebagai syarat sahnya(rukun) puasa. Dalam madzhab Syafi’i, niat harus dilakukan setiap malam sebelum fajar. Namun, terdapat pendapat dalam madzhab Maliki yang membolehkan niat puasa untuk sebulan penuh di malam pertama Ramadhan. Hal ini menimbulkan pertanyaan di kalangan umat Islam mengenai hukum dan manfaat dari niat tersebut.
Dalam madzhab Syafi’i, niat puasa Ramadhan wajib diperbarui setiap malam. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad ﷺ:
“Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan An-Nasa’i)
Madzhab Syafi’i berpendapat bahwa setiap hari puasa Ramadhan adalah ibadah yang berdiri sendiri, sehingga niat harus diperbarui setiap malam. Jika seseorang lupa berniat, maka puasanya dianggap tidak sah dan wajib menggantinya di hari lain setelah Ramadhan.
Sebaliknya, dalam madzhab Maliki, niat puasa Ramadhan cukup dilakukan satu kali di malam pertama Ramadhan untuk mencakup seluruh bulan. Hal ini karena puasa Ramadhan dianggap sebagai satu ibadah yang berkesinambungan, bukan ibadah harian yang terpisah.
Pendapat ini dijelaskan dalam kitab Hasyiyah Al-Qulyubi:
وَيُنْدَبُ أَنْ يَنْوِيَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ أَوْ صَوْمَ رَمَضَانَ كُلَّهُ لِيَنْفَعَهُ تَقْلِيدُ الْإِمَامِ مَالِكٍ فِي يَوْمٍ نَسِيَ النِّيَّةَ فِيهِ مَثَلًا لِأَنَّهَا عِنْدَهُ تَكْفِي لِجَمِيعِ الشَّهْرِ
“Disunahkan pada malam pertama bulan Ramadhan untuk niat berpuasa sebulan penuh, guna mengambil manfaat dari pendapat Imam Malik, jika suatu hari lupa berniat. Karena menurutnya, niat tersebut mencukupi untuk seluruh bulan Ramadhan.” (Hasyiyah Al-Qulyubi, II/66)
Dengan kata lain, jika seseorang telah berniat di awal bulan tetapi lupa berniat di hari-hari berikutnya, puasanya tetap sah menurut madzhab Maliki.
Meskipun madzhab Syafi’i mewajibkan niat setiap malam, para ulama seperti Imam Qulyubi menyarankan agar seorang Muslim tetap membaca niat puasa untuk sebulan penuh di malam pertama Ramadhan sebagai langkah antisipasi. Jika suatu hari seseorang lupa berniat, ia masih bisa mengambil manfaat dari pendapat madzhab Maliki yang membolehkan niat satu bulan penuh.
Namun, perlu ditekankan bahwa dalam madzhab Syafi’i, niat puasa tetap harus dilakukan setiap malam. Niat satu bulan penuh hanya berfungsi sebagai cadangan jika seseorang lupa berniat di salah satu malam Ramadhan.
Sebagai bentuk kehati-hatian, seseorang dapat membaca niat berikut di malam pertama Ramadhan:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
“Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah.”
Dengan membaca niat ini, seseorang dapat merasa lebih tenang jika suatu hari ia lupa berniat. Namun, tetap dianjurkan untuk membaca niat puasa setiap malam agar sesuai dengan pendapat madzhab Syafi’i yang lebih umum diikuti di Indonesia.